10 Kalimat Sadari, Sikapi, dan Waspadai
Kita bisa saling mengamati kehidupan orang lain, bagaimana orang-orang saling berinteraksi, saling memberi kalimat penyejuk hati, mereka melakukan interaksi secara verbal, maupun tulisan di berbagai media sosial (Facebook, twitter, dsb).
Melalui membaca tulisan, struktur otak kita bisa memperhatikan apa yang tersirat dari apa yang orang-orang tersebut tuliskan berupa rangkaian kata dan kalimat yang memiliki arti atau makna tertentu. Mungkin saja ketika mereka menuliskan kata atau kalimat tersebut dengan penuh perasaan atau bisa jadi sekedarnya saja, hal itu bisa tersirat dari penggunaan kata dan kalimat yang ada pada isi tulisannya.
Melalui berbagai tulisan, kita bisa belajar dari mereka, dan kita akan dapat menemui banyak contoh; contoh baik dan buruk tentunya. Kita juga bisa belajar dari kesalahan dan kebenaran yang telah mereka lakukan, sekaligus langsung bisa melihat dampaknya pada diri mereka masing-masing sebelum berusaha ‘meniru’ apa yang telah mereka lakukan.
Melalui kegiatan membaca ada banyak hal yang kita dapatkan ? setidaknya ada 10 kalimat yang memiliki dampak cukup unik pada motivasi hidup. Mari kita coba satu per satu kita renungkan apa saja kalimat yang perlu kita sadari, sikapi dan waspadai tersebut.
1. Kita merasa tidak mungkin melakukannya
Kita tidak perlu mengkerdilkan diri dan harus kita sadari untuk mampu berkata seperti itu. Kita haruslah yakin dan percaya, sebagai ciptaan yang paling sempurna, ada kekuatan luar biasa yang telah diturunkan langsung dari Yang Maha Kuasa. Sikapi bahwa kita akan mampu melakukannya dengan segenap kemampuan yang ada.
2. Kita merasa tidak punya bakat
Ada yang selalu melihat bakat ? ataupun talenta ? Ya.. itu harus kita akui, “Pintar memang bisa dipelajari, tetapi “bintang” adalah dilahirkan“. Ada beberapa orang yang dianugerahi talenta luar biasa. Tetapi, hal ini bukan berarti orang yang lainnya tidak mempunyai talenta apapun. Kita juga sering melihat bagaimana orang-orang bisa berhasil walau hanya berbekal satu atau dua talenta saja. Sebaliknya kita juga sering melihat banyak orang gagal dan terbuang walau sebenarnya multitalenta.
Sikap, perilaku, dan perkataan justru lebih menentukan bagaimana seseorang bisa dihargai dan diterima oleh lingkungannya. Kita sendiri perlu lebih menghargai, mendukung, bahkan memprioritaskan “orang-orang biasa” yang berperilaku santun, tekun, dan lemah lembut, daripada mereka yang berbakat luar biasa tetapi memiliki sikap dan perkataan yang kasar atau tidak mengenakkan.. I know it is ridiculous, but that’s the fact..
Selanjutnya, “bakat” itu sendiri bukanlah sebuah hal yang statis. Bakat “ada” karena apa yang biasa dilihat, didengar, dirasakan.. ini memerlukan proses selama bertahun-tahun. Seorang anak yang dilahirkan dari keluarga seniman.. karena terbiasa mendengarkan nyanyian ibunya sejak kecil, karena terbiasa melihat bapaknya menggambar, saya yakin, ketika dewasa ia akan mewarisi bakat seni orang tuanya (walau belum tentu menyukainya). Demikian juga anak-anak lain yang dibesarkan dari keluarga bisnisman, ilmuwan, dan sebagainya. Sekalipun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog dan ilmuan, tetapi setidaknya kita boleh percaya bahwa manusia punya kuasa dan kehendak untuk menciptakan “bakat”! masing-masing yang terpendam selama ini.
3. Kita merasa cuma lulusan SD
Kata “SD” pada kalimat di atas boleh diganti dengan “SMP”, “Kejar Paket A”, “TK”, atau apalah.. Yang jelas, pendidikan bukan penentu utama keberhasilan seseorang. Memang, mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang berhasil dari pada yang berpendidikan rendah (maaf). Tetapi bukan berarti lulusan SD tidak bisa berhasil. Kita sering melihat bagaimana sebuah perusahaan yang mayoritas karyawannya sarjana, tetapi ternyata pemiliknya hanya lulusan SD.
Sekarang yang perlu kita sadari dan sikapi untuk tidak menyalahkan pendidikan sebagai topeng kemalasan dan kebodohan kita. Jika tidak tahu, ya belajar.. simple kan?
4. Kita merasa lingkungan tidak mendukung
Kita ketahui bersama ada banyak sekali orang-orang hebat lahir dari keadaan yang sama sekali mendukung. Siapa saja ? terlalu banyak untuk disebutkan. Ada tulisan dan lagu hebat yang justru lahir saat penulisnya masih di dalam penjara. Ternyata ada banyak orang kaya lahir dari keluarga miskin. Banyak ilmuwan yang dulunya dianggap bodoh atau gila, bahkan Thomas A. Edison pun pernah ditolak masuk SD karena dianggap idiot. Saat keadaan berkecamuk karena perang dan menjadi pengungsi, Albert Einstein malah dinobatkan menjadi Doktor dan Guru Besar. Bung Karno juga bukan sarjana politik, beliau adalah insinyur, dalam keadaan terbuang di Bengkulu, beliau malah merancang beberapa rumah dan merenovasi Masjid Jami’ di tengah kota. Tom Cruise? Ah, dia hanya seorang disleksia yang susah membedakan antara huruf “b” dan “d”. Keadaan bisa membuat berhasil tetapi bisa juga membuat gagal. Yup, Semua tergantung dari bagaimana cara kita melihat dan menghadapinya..
5. Kita merasa masa lalu telah hancur
Dalam konteks ini, sepertinya kisah mengenai Oprah Winfrey bisa menutupnya. Keluarga yang orang tuanya bercerai, dan lebih parah lagi, dia pernah diperkosa oleh saudara sepupunya. Tiap orang tahu, mengatasi problem masa lalu memang rumit. Masa lalulah yang membentuk diri dan menentukan bagaimana sifat dan sikap seorang manusia. Tetapi, itu “hanya film”.. yah, film! cukup untuk dilihat dan diikuti ceritanya, bisa dijadikan inspirasi atau motivasi hidup untuk diri kita, atau bisa juga dijadikan ‘hobi’ saat senggang. Tetapi, film hanya film.. berbeda dengan kenyataan sekarang.
Ia hanya dokumentasi sejarah dan tidak ada yang bisa dirubah. Kenapa harus ngotot pada sesuatu yang sudah tidak bisa dirubah? Lebih baik jika menyutradarai “film baru” yang ceritanya bisa dirubah seperti yang diinginkan.. kita biasa menyebut film baru tersebut, “Masa Depan“.
6. Kita merasa tidak punya kesempatan
Kita semua tahu bahwa setiap orang diberi waktu yang sama setiap harinya yaitu 24 jam. Kenapa hasilnya bisa lain ? Jawabannya adalah setiap orang menggunakannya dengan caranya masing-masing. Memang, setiap orang dianugerahi lingkungan yang berbeda-beda. Ada lingkungan yang memang cukup kondusif untuk maju, tetapi ada juga yang destruktif bagi kemajuan. Tetapi, bukan berarti kesempatan itu tidak ada!
Jika melihat kemiskinan, berarti kita diberi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan. Jika melihat orang tertimpa musibah, berarti kita diberi kesempatan untuk menolong.. sekali lagi, Kesempatan ! Ia selalu ada di sekitar saya. “Kesempatan” adalah pemicu kemauan seseorang untuk merubah sesuatu yang gak beres menjadi beres.. sesuatu yang gak baik menjadi baik. “Kesempatan” tidak hanya muncul pada situasi-situasi yang mengenakkan, malah sebaliknya, semakin kritis lingkungan, akan semakin banyak kesempatan yang muncul. Bukankah krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu justru malah melahirkan banyak sekali jutawan-jutawan baru ? Artinya mereka yang ‘berhasil’ adalah mereka yang bisa melihat dan memanfaatkan “kesempatan” ini ?
7. Kita merasa kurang beruntung
Masalah keberuntungan memang bisa dikatakan sebagai hal yang statis, ia tidak datang begitu saja pada setiap orang. Ia memang seperti anugerah. Jika keberuntungan memang sulit diusahakan, lalu kenapa tidak memintanya kepada Sang Pemberi Anugerah ? Dulu pernah ada penelitian mengenai hal ini. Lengkapnya pernah tertulis di artikel The Luck Factor. Bagaimana cara kita untuk selalu diberikan kemudahan agar Sang Pemberi selalu melimpahkan keberuntungan pada umatnya. Kita harusnya sadar dan ingat dengan menjadi hamba-Nya yang taat. Perbanyaklah amal ibadah termasuk sedekah, agar kita diberkahi dengan rejeki yang melimpah.
8. Kita merasa takut sakit hati lagi
Ada sebuah tulisan di salah satu media sosial, seorang sahabat pernah menulis “ Mencintai, memiliki, dan merasa kehilangan adalah satu paket kehidupan yang tidak dapat dipisahkan.. ”. Pada saatnya kelak, setiap orang pasti akan meninggalkan diri kita, atau justru kitalah yang akan meninggalkan mereka semua.. “. Perasaan sakit hati atau terluka juga sebuah bagian penting dari proses kehidupan. Hati yang sempurna dan bijaksana adalah justru hati yang memiliki banyak bekas luka ? Sadarilah kita semua pernah merasakan luka dan sakit hati karena kecewa sebab antara harapan dan kenyataan jauh berbeda. Sikapi dengan penuh kesabaran akan tiba masanya untuk kita menjadi lebih tangguh dan kuat menjalani kehidupan ini.
9. Kita merasa khawatir, jika hasilnya mengecewakan
Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah mengecewakan orang-orang di sekitarnya. Tidak mungkin memiliki banyak teman tanpa memiliki sedikit musuh. Tidak ada karyawan yang sama sekali tidak pernah mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain ? Ada 3 kata ajaib agar kita tak perlu merasa khawatir jika hasilnya mengecewakan ucapakan katan 1. MAAF 2. MINTALAH TOLONG dan 3. UCAPKAN TERIMA KASIH.
10. Kita merasa takut salah
Terakhir adalah Nobody perfect ! Untuk semua hal, kita sadari bahwa orang yang takut salah dan takut gagal justru malah lebih banyak berbuat kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak pernah gagal. Tidak ada pengusaha sukses yang belum pernah bangkrut, tidak ada peruntung tenar yang belum pernah mengalami kerugian, tidak ada aktivis yang tidak pernah teraniaya, tidak ada tokoh politik yang belum pernah dikritik, dan tidak ada selebritis terkenal yang belum pernah dicacimaki. Kita harus memiliki sikap mental yang kuat dan teruji. Jadi ini adalah “kuat-kuatan”, mereka yang tetap kuat dan tahan terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti berusaha.. merekalah yang berhasil.. Mari kita sadari, sikapi dan waspadai bersama 10 kalimat diatas agar kita menjadi pribadi yang berhasil dan sukses menjalani kehidupan ini.
Artikel lainnya :
INFO DAN HARGA NISSAN EVALIA - KLIK DISINI AJA..! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar