Al-Qur’an…
Sebuah kata yang sangat populer di dunia sejak ia diturunkan
14.5 abad silam sampai hari ini. Kalau kita tanya sama mbah “Google”,
maka ia akan menjawab : Ada sekitar 68.5 juta kata Al-Qur’an
tercantum di dalamnya….
Subhanallah…
Sebaliknya, jika kita tanya umat
Islam yang mencapai 1.6 milyar terkait hakikat Al-Qur’an, pasti jawaban
mereka akan beragam…
Jika kita fokuskan lagi pertanyaannya terkait
Al-Qur’an seperti, sudahkah anda lancar membaca Al-Qur’an?
Berapa banyak
anda membaca Al-Qur’an perhari ?
Sudahkan anda memahami dan
mentadabburkan semua isi Al-Qur’an ?
Berapa banyak anda menghafal
Al-Qur’an ?
Sudah berapa anda mengamalkan perintah Al-Qur’an dan
meninggalkan larangannya ?
Yakinkah anda Al-Qur’an itu sebagai solusi
bagi kehidupan di dunia dan di akhirat?
Umat Islam hari ini
yang jauh dari Al-Qur’an, terpecah belah menjadi 50 negara lebih,
dijajah umat lain dalam berbagai lapangan kehidupan sehingga hidup dalam
kehinaan. Sedangkan di akhirat belum ada jaminan meraih kesuksesan dan
masuk syurga.
Adapun sebab umat Islam hari ini jauh dari
Al-Qur’an bisa disebabkan keimanan yang lemah kepada Al-Qur’an sehingga
kurang menyadari tujuan Al-Qur’an itu Allah SWT turunkan ? Padahal Al-Qur’an
itu diturunkan Allah SWT dengan tujuan :
HUDAN,...
yakni petunjuk jalan kehidupan agar hidup menjadi lurus. (Q.S. Al-Baqarah : 2 & 185).
NUR,...
yakni cahaya yang menerangi
kehidupan agar terhindar dari kebatilan dan dapat berpijak pada kebenaran/al-haq. (Q.S. Al-Maidah : 15)
Dzikro,...
yakni sebagai peringatan agar hidup ini terhindar dari kesesatan di dunia dan akhirat. (Q.S. Thaha : 124)
Mau’izhoh,...
yakni menjadi nasehat yang baik agar hidup ini selalu berada
di atas jalan yang lurus dalam menuju Allah. (Q.S. Yunus : 57)
Syifa’,...
yakin menjadi obat agar fisik dan jiwa menjadi sehat. (Q.S. Q.S. Yunus : 57)
Rahmah,...
yakni agar meraih kasih sayang Allah di dunia dan akhirat. (Q.S. Al-Isro’ : 82)
Ruh,...
yakni agar umat ini memiliki ruh (spirit) hidup yang kuat dan
optimis meraih kesuksesan dunia dan akhirat. (Q.S. As-Syuro : 52).
Tanpa Al-Qur’an, umat ini adalah bangkai-bangkai yang berjalan.
Kekuatan Al-Qur’an terletak pada jati dirinya itu sendiri. Sebagai
Kalamullah yang sudah pasti memiliki Mukjizat yang mengungguli semua
ucapan dan pemikiran makhluk di alam semesta ini. Namun, secara umum,
kekuatan Al-Qur’an itu terletak pada dua sisi berikut :
Sisi kata-kata dan bahasa.
Sisi kandungan dan isinya yang mencakup aspek sejarah umat manusia dan,
analisa masa depan sampai ke akhirat/ futuristic, hukum dan
perundang-undangan, spiritualitas (ruhiyah), sosial, ekonomi, psikologi
manusia, berita-berita tentang masalah ghaib seperti ajal, akhirat,
syurga, neraka dan sebagainya, sains (ilmu pengetahuan tentang rahasia
penciptaan alam semesta dan manusia) dan lain sebagainya.
Kedua hal
tersebut sangat dahsyat dan mustahil manusia dan jin dapat menandinginya
kendati mereka bekerjasama, apalagi mengunggulinya. (Q.S. Al-Isro’ :
88). Saking dahsyatnya Al-Qur’an itu, sekiranya diturunkan ke atas
gunung, maka gunung tersebut akan hancur lebur. (Q.S. Al-Hasyr : 21).
Bahkan kedahsyatan Al-Qur’an itu dapat memindahkan gunung, membelah bumi
dan menghidupkan orang yang sudah mati, kalau Allah SWT kehendaki. (Q.S.
Ar-Ro’du : 31). Secara singkat, sejak diturunkan Allah SWT sampai hari
kiamat nanti, hanya Al-Qur’an yang memiliki kekuatan keselamatan dan
keberkahan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Lalu, apa kunci
mendapatkan kekuatan Al-Qur’an sebagaimana yang terjadi pada generasi
Islam pertama dan generasi-generasi setelahnya?
Kuncinya tak
lain adalah “TADABBUR”. Artinya, ayat-ayat atau semua isi Al-Qur’an itu
harus ditadabburkan. Artinya, difikirkan secara cermat dan mendalam
dengan menggunakan kekuatan akal/fikir dan hati/dzikir. Hanya mereka
yang mentadabburkan Al-Qur’an yang akan memahami dan merasakan langsung
kekuatan Al-Qur’an.
Hanya mereka yang mentadabburkan Al-Qur’an
yang akan meraih hudan, nur, dzikro, mau’izhoh, syifa’, rahmah dan ruh
Al-Qur’an. Kalau tidak mau mentadabburkan isinya, tidak akan mendapatkan
itu semua kendati mampu membacanya dangan tartil (faseh) dan hafal
semua ayatnya.
Tadabbur inilah yang membedakan kaum Mukmin
dengan kaum kafir dan munafik. Kaum kafir dan munafik tidak kunjung
mengerti message (pesan) dahsyat Al-Qur’an karena tidak menggunakan akal
dengan baik dan benar untuk menelaah ayat-ayatnya dan tidak pula
menggunakan hati untuk memahami dan meyakini kandungannya. (Q.S.
An-Nisa’ : 82 dan Muhammad : 24). Mereka lebih mendahulukan resistensi,
kecurigaan dan keragu-raguan.
Maka wajar, kekuatan Al-Qur’an yang sangat dahsyat itu tidak dapat mereka rasakan.
Bagi yang menggunakan akal dan hatinya untuk menelaah dan memahami
Al-Qur’an, mereka pasti dapat merasakannya seperti yang dirasakan Umar
Ibnul Khattab saat mendengar adiknya membaca Al-Qur’an dan ratusan juta
dan mungkin milyaran manusia lainnya sejak zaman Rasul Saw. sampai hari
ini.
Akhirnya, hanya orang-orang yang melakukan TADABBUR yang
akan meraih KEBERKAHAN hidup melalui Kitab Al-Qur’an yang penun berkah
ini.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Inilah Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) yang penuh berkah
agar mereka mentadabburkan ayat-ayatnya dan menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang memiliki (kedalaman) fikiran. (Q.S. Shad : 29)
Sebab itu, mari kita bangun kebiasaan (habit) Tadabbur Al-Qur’an…
Semoga Allah SWT muliakan dan selamatkan kita melalui Al-Qur’an ini, di
dunia dan di akhirat kelak. Aamiin..