Ramadhan
di Indonesia akan berbeda. Berdasarkan hisab Muhammadiyah menetapkan awal
Ramadhan jatuh pada tanggal 09 Juli 2013 (hari Selasa) sedangkan NU, Persis dan
kemungkinan pemerintah menetapkan tanggal 10 Juli 2013 hari Rabu.
Khusus
untuk penetapan awal penanggalan Hijriah patokannya ialah hisab dan atau hilal,
akan tetapi yang menjadi persoalan penetapan ini tidak seragam.
Ada
yang berpegang pada rukyatul hilal dan wujud hilal. Dua-duanya benar. Rukyatul
hilal berpedoman pada penampakan awal bulan dibawah dua derajat sedangkan wujud
hilal berpatokan pada penampakan minimal dua derajat. Semoga perbedaan ini
menjadi rahmat dan tidak perlu jadi polemik.
Seharusnya
pemerintah Indonesia mempunyai pedoman yang baku buat penetapan awal dan akhir
bulan Hijriah sehingga semuanya bisa seragam. Di negara-negara lain yang
mayoritas penduduknya Muslim penetapan awal/akhir bulan Hijriah disamping
menggunakan metode hisab juga berpatokan pada rukyatul hilal yaitu penampakan
bulan walau kurang dari dua derajat.
Persoalan
penentuan awal dan akhir puasa adalah merupakan persoalan penting. Karena puasa
bagi umat Islam adalah ibadah sakral yang sangat diperhatikan. Adalah fenomena
yang menyedihkan, kaum muslimin dalam berpuasa dan berlebaran terdapat dua
versi suatu perbedaan yang tidak perlu terjadi, jika mereka mencari ridha
Allah.
Jika
dicari akar permasalahan, tidak lain disebabkan karena pemerintah tidak
mengikuti aturan sunnah, yang mengharuskan agar berdasarkan perhitungan itu
kepada "ru'yah" (melihat) bulan. Dan tidak akan menggunakan hisab,
sebelum prosedur pertama tidak memungkinkan.
Akibatnya
komponen umat yang kritis tidak dapat menerima versi pemerintah. Selama ini
pemerintah pemerintah terlalu berpedoman pada hisab (penanggalan kalender),
tidak memperdulikan "ru'yah" tetapi semata2 "make-up" yang
tujuannya tidak lebih untuk mengukuhkan penanggalan hisab.
Jadi
perbedaan dan kekeliruan sebelumnya tidak perlu terulang lagi oleh pemerintah
mengingat puasa sebentar lagi, agar kepercayaan umat kepada pemerintah semakin
kokoh.
Alangkah
anehnya, dalam penentuan "wuquf" pada bulan Zulhijjah kita mengacu
kepada Saudi Arabia yang berpedoman pada ru'yah, tetapi pada penentuan puasa
ramadhan kita berbeda, padahal perbedaan waktu kita dengan Saudi hanya 5 jam.
Kita
semua berharap bahwa puasa kedepan ini umat Islam tidak dipusingkan lagi karena
perbedaan yang tidak perlu. Kita yakin selama pemerintah berpedoman pada ru'yah
yang murni, niscaya perbedaan dapat dihindari. Alangkah indahnya, jika umat
Islam seluruh dunia, paling tidak dikawasan asia serentak berpuasa dan
berlebaran untuk mencerminkan persatuan. Insya Allah.
Semoga bermanfaat...!