Lakukan Kebaikan Setiap Hari |
Pada suatu ketika, Rasulullah melayat ke rumah salah seorang sahabat
yang dikenal sebagai orang yang saleh. Beliau menanyakan kepada isteri
sahabat itu, apakah suaminya meninggalkan wasiat kepadanya untuk
dilaksanakan.
Sang isteri mengatakan: “Entahlah ya
Rasulullah… apakah itu sebuah wasiat. Saya tidak memahami karena dia
hanya mengulang-ulang tiga kalimat pada saat-saat terakhirnya.”
“Kalimat apa yang kau maksud ? ” tanya Rasulullah.
“Begini ya Rasul : Seandainya lebih panjang… Seandainya yang baru…
Seandainya semuanya… begitu berulang-ulang,” jawab sang isteri sahabat.
Rasulullah tersenyum. Beliau pun menjelaskan, maksudnya kepada isteri
sahabat itu. Tiga kalimat itu adalah ungkapan sang sahabat, karena
menyesali masa lalunya.
::::.. Masa lalu yang dimaksud adalah
ketika suatu kali dia hendak pergi Salat Jumat ke mesjid, di tengah
jalan dia mendapati seorang yang buta, yang hendak menuju ke mesjid
pula. Dia pun menuntun si buta hingga tiba di mesjid. Saat sakaratul
maut, Allah menunjukkan gambaran pahalanya akan perbuatan baik itu. Dan
sang sahabat begitu menyesal karena sebenarnya dia bisa menggapai pahala
yang lebih banyak lagi. Maka dia pun berkata: “Seandainya lebih panjang
(jalan menuju mesjid yang dilalui dengan si buta…)”
::::..
Lalu, kejadian kedua, suatu kali dalam perjalanan ke mesjid saat akan
melaksanakan Salat Subuh, di tengah jalan sang sahabat melihat orang
yang kedinginan. Kebetulan saat itu dia membawa baju hangatnya yang
baru, selain mengenakan baju hangatnya yang lama. Serta merta dia pun
melepas baju hangat yang melekat di badannya, untuk diberikan kepada
orang yang kedinginan itu. Dan dia sendiri mengenakan baju hangatnya
yang baru. Ketika sakaratul maut, Allah menunjukkan kepadanya gambaran
akan indahnya balasan yang diberikan untuk perbuatan baiknya. Maka
sahabat itu pun menyesal, karena dia hanya memberikan baju bekas yang
sudah dipakainya. Maka dia pun berkata: “Seandainya yang baru…”
::::.. Kejadian ketiga adalah saat suatu malam, isteri sahabat
menyiapkan makan malam berupa sepotong roti yang dilapisi mentega.
Ketika hendak memakan roti itu, tiba-tiba datang musafir yang kelaparan
mengetuk pintu rumahnya. Kemudian sang sahabat memberikan setengah
rotinya kepada si musafir. Saat sakaratul maut, Allah memperlihatkan
balasan akan kebaikan itu. Dan sang sahabat menyesal, karena dia hanya
memberikan setengah, bukan semua rotinya. Bila semua diberikan, maka
balasan dari Allah pastilah lebih indah lagi. Makanya dia berkata:
“Seandainya semuanya…”
SUBHANALLAH,,,
Ya Allah,
Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak,
berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami
senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat. Aamiin
Artikel lainnya :
Abdurrahman Bin ' Auf, Sang Saudagar Yang Dijamin Masuk Surga
Kisah Tauladan Nabi - Anak Kecil Di Hari Raya Idul Fitri
TDP DAN ANGSURAN DATSUN - KLIK DISINI SAJA...! |
Add caption |