Add caption |
“Setiap orang adalah pemimpin dan bertanggungjawab terhadap
kepemimpinannya. Seorang raja/penguasa adalah pemimpin dan
bertanggungjawab terhadap rakyatnya…. “ (HR.Bukhari – Muslim)
Kehidupan para sahabat Nabi SAW banyak dipenuhi berbagai macam
pribadi yang menawan yang menjadi suri teladan bagi generasi yang
datang kemudian. Dan pangkal dari pribadi menawan itu adalah
semata-mata karena dorongan keikhlasan dalam memeluk Islam dan
menjalankan syariat-syariat- Nya. Bagi mereka, apapun resikonya mereka
terima dan dihadapi dengan jiwa yang tabah, istiqamah. Yang penting
Allah meridhai perjalanan dan perjuangan hidupnya. Semboyan yang
berkembang ketika itu adalah “Hidup mulia atau mati syahid “.
Salah satu diantaranya ialah Salman Al Farisi. Ia adalah salah
seorang sahabat Nabi SAW yang sangat sederhana dan salah seorang
sahabat yang gagah berani lagi cerdas otaknya. Ia mampu menciptakan
teori penggalian parit sekitar Madinah, tatkala pasukan musuh mau
menggempurnya. Ia juga dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW
yang memiliki akhlakul karimah, sehingga Rasulullah SAW memasukkannya
ke dalam golongan Ahlul-Bait.
Sepeninggalan Rasulullah SAW, Khalifah Abu Bakar dan khalifah
berikutnya menugasi Salman sebagai gubernur wilayah Mada’in. Salman
sebetulnya menolak menduduki jabatan yang begitu tinggi itu.. Ia
berkomentar, “Jabatan itu manis waktu memegangnya, tapi pahit
waktu melepaskannya“. Tapi lantaran “dipaksa“, maka ia terima juga demi
pengabdian kepada Allah. Karena itu ia pun sangat baik kepada
rakyatnya dan hidup di tengah-tengah mereka.
Sebagai seorang amir, Salman menerima tunjangan sampai 6.000 dinar
setahun (jumlah yang sangat sederhana untuk ukuran waktu itu). Meski
demikian, hampir seluruh tunjangannya itu ia serahkan kepada fakir
miskin. Ia cuma mengambil satu dirham yang digunakan sebagai modal
untuk membeli daun dan pelepah korma yang lantas dianyam dan dijual
sendiri ke pasar, laku tiga dirham. Uang tiga dirham itu dibagi tiga,
satu dirham untuk modal, satu dirham untuk nafkah keluarga, dan satu
dirham lagi untuk fakir miskin.
Begitulah selalu dilakukan oleh Salman Al Farisi, sebagai amir
negeri Mada’in.
Salman Al Farisi juga dikenal sebagai seorang pejabat
yang senang membantu orang yang kesulitan. Satu hari misalnya, ketika ia melihat seorang Syria kerepotan
membawa barang dagangannya maka secara spontan, Salman membawakan
barang dagangan itu. Ditengah jalan, diantara anggota masyarakat ada
yang mengenalnya dan mengucapkan salam “Assalamu’alaikum ya Amir “.
Mendengar nama Amir disebut, orang Syria itu kaget bukan kepalang. Ia
tidak mengira, jika “kuli“ yang membawa barangnya adalah Gubernur
Negeri Mada’in. Dengan penuh rasa hormat, orang itu meminta barangnya
untuk dibawanya sendiri. Tapi Salman tidak membolehkannya. Ia terus
membawanya sampai ke tempat tujuan.
Ketika Sa’ad bin Abi Waqqash datang ke rumah Salman, ia melihat
Salman sedang sedih. “Demi Allah,“ kilah Salman kepada tamunya, “Saya
bukan karena takut mati atau mengharap kemewahan hidup di dunia, tapi
ingat pesan Rasulullah “Hendaklah bagian masing-masingmu dari kekayaan
dunia ini seperti bekal seorang pengelana“. Padahal barang yang saya
miliki cukup banyak, “ kata Salman mengakhiri tangisnya.
“Bangunan rumah Salman, hanya sekedar dapat digunakan bernaung di
waktu panas dan berteduh di kala hujan. Jika penghuninya berdiri,
kepalanya terantuk sampai langit-langit, dan jika berbaring kakinya
sampai ke dinding. Sedang di dalamnya tak ada perabotan kecuali sebuah
piring untuk makan dan baskom nuntuk persediaan air. Meski demikian, ia
tetap risau, menganggap barang-barang yang dimilikinya masih
berlebihan,“ tulis Badruzzaman Busyairi dalam buku ‘Bunga Rampai Ajaran
Islam no 14 “. Masya Allah.
Di rumahnya, Salman tanpa ragu mengerjakan sendiri pekerjaan yang
semestinya digarap pelayannya. Sedang rumahnya sangat sederhana, tidak
mengesankan sebagai rumah seorang Gubernur. Sebaliknya lebih menyerupai
rumah rakyat kecil yang miskin. Salman akhirnya wafat dalam keadaan
bersih, tidak meninggalkan harta yang berarti, kecuali pesan-pesannya
yang terus dikenang lantaran didukung oleh sikap dan sifat hidupnya
yang sederhana dan ikhlas, yang sudah sangat jarang ditemukan dalam
kehidupan akhir-akhir ini.
Artikel Lainnya :
7 Resep Kebiasaan Hidup Sehat Rasullulah Setiap Hari
Abu Bakar As-Shiddiq r.a Yang Dermawan
Artikel Lainnya :
7 Resep Kebiasaan Hidup Sehat Rasullulah Setiap Hari
Abu Bakar As-Shiddiq r.a Yang Dermawan
KREDIT TDP RINGAN DATSUN - KLIK DISINI...! |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar