Pada
hari Jum'at, tepat menjelang siang aku menuju suatu tempat di wilayah
Ciputat. Ada pekerjaan tambahan yang biasa aku lakukan bila ada customer
memerlukan bantuan untuk membayar pajak kendaraan. Sesampainya di
lokasi ternyata sudah masuk waktu istirahat dan petugas sudah menutup
loket layanan karena persiapan untuk menjalankan ibadah sholat Jum'at.
Wah' sudah telat pikirku, padahal laju sepeda motorku sudah tancap gas, tapi ternyata petugasnya sudah menutup loket layanan.
Waktu
baru menunjukkan pukul 10.50 WIB mestinya masih ada waktu 10 menit lagi
untuk menutup loket layanan, tapi loket sudah ditutup. Pak sudah
ditutup, nanti saja kembali setelah sholat Jum'at, begitu kata petugas
loket. Pak, bisa tidak dimasukkan dulu berkasnya, aku berusaha untuk
minta kesediaan petugas tersebut membantu. Tapi sia-sia saja, dan
petugas tersebut menggeleng kepala, sudah tutup Pak,....nanti saja ya
kembali lagi. Ya mau apalagi, padahal aku sudah lumayan ngebut berusaha mengejar waktu.
Masih
ada waktu sekitar 1 jam sampai tiba waktu sholat Jum'at, sepertinya
masih ada waktu pulang ke rumah untuk sholat di Masjid dekat rumah.
Perkiraan jarak tempuh dan waktu sekitar 30menit dengan sepeda motor
pasti lebih cepat mengantarku sampai ke rumah.
Dalam
perjalanan menuju rumah, kulihat ada seorang tunanetra berjalan perlahan
dengan tongkat dan membawa beberapa bungkus kerupuk. Aku hanya melihat
selintas saja, dan motorpun terus melaju. Namun tiba-tiba aku
menghentikan laju motorku berbalik arah mendatanginya. Entah mengapa ada
dorongan yang sangat kuat untuk menemui seorang tunanetra yang belum
aku kenal tersebut.
Setelah motor ku parkir ditepi jalan,
kudatangi penjual kerupuk yang tunanetra tersebut. Perlahan kudekati,
mas kesini ke tempat yang agak teduh sambil kepegang tangannya. Umurnya
mungkin sekitar 35 tahun, masih cukup muda. Kulihat keringat mulai
menetes di wajahnya. Memang cuaca lumayan panas siang hari. Teriknya
matahari dan berjalan perlahan pastilah sangat melelah.
Aku
bertanya lagi, mas jualan kerupuk..? Iya Pak, begitu jawabnya. Kuamati
dagangan kerupuknya masih cukup banyak sekitar 15 sampai 20 bungkus
tergantung dipundaknya
Berapa mas harga sebungkusnya ? harganya
lima ribu Pak, sebungkusnya. Silahkan Pak ambil sendiri saja. O,ya aku
mulai memilih kerupuk bangka yang dijualnya. Sambil memilih, kulanjutkan
pertanyaan sudah lama menjual kerupuk mas ? Allhamdulillah Pak
sudah lama juga, tanpa menyebutkan sejak kapan ia mulai berjualan
kerupuk. Tersenyum sebentar, lalu melanjutkan kalimatnya, saya berSyukur
masih bisa dagang kerupuk Pak, lumayan hasilnya meskipun saya buta lebih baik usaha dagang daripada jadi peminta-minta (pengemis) yang penting halal Pak.
Subhanallah,
saya mulai berhitung berapa kira-kira hasil penjualan kerupuknya
sehari-hari dengan berjalan kaki ditemani tongkat karena ia seorang
tunanetra. Katakanlah ia mampu berjualan 20bungkus sampai dengan
30bungkus perharinya, kalau semua dagangannya laku keuntungannya sekitar
20ribu sampai dengan 30ribu rupiah. Itu kalau dagangannya laku semua,
kalau tidak habis, ia tetap bersyukur masih diberikan sedikit rejeki dan
semangat untuk berusaha.
Aku merenungkan pernyataan
penjual kerupuk yang tunanetra ini, meskipun matanya buta ia tetap mau
berusaha dengan berjualan kerupuk berjalan perlahan ditengah teriknya
panas matahari. Kalau cuacanya panas terik pastilah sangat melelahkan,
terkadang ketika hujan juga kehujanan karena kesulitan mencari tempat
berteduh karena matanya buta. Kondisi matanya yang buta, membuat ia
harus berjalan perlahan dengan tongkat tentu membuatnya sulit untuk
segera berteduh dikala hujan turun. Ya Allah, bagaimana ia harus
menghidupi dirinya dan mungkin keluarganya dengan penghasilan yang
pas-pasan seperti itu.
Penjual kerupuk tunanetra itu lalu
bertanya, Pak kalau mau ke arah Ciputat lewat mana ya..? Oh, kesana mas
arahnya sambil menunjuk arah jalan, wah aku lupa kalau ia buta. Iya mas
nanti saya antar menyeberang jalan karena kondisi lalu lintas dijalan
itu sangat ramai. Aku kembali bertanya mau ke Ciputat mas..? Iya saya
mau pulang, sudah waktunya untuk sholat Jum'at. Waktu menunjukkan pukul
11.15 WIB aku jadi teringat ini hari Jum'at dan masih cukup waktuku
untuk bergegas pulang ke rumah. Mas kalau pulang ke rumah pasti sudah
terlambat untuk sholat Jum'atnya, ke masjid diseberang jalan saja mas
saya antarkan, bagaimana ?
Terima kasih Pak, tapi pakaian saya kotor keringatan, gimana ya Pak. Gapapa
mas kalau cuma kena keringat, yang penting pakaiannya bersih dari
terkena najis. Kutuntun penjual kerupuk yang tunanetra ini ke seberang
jalan. Nah mas sampai disini ya, nanti mas jalan lurus, sekitar 100meter
dari sini ada masjid, mas bisa istirahat sebentar dan sholat Jum'at di
masjid tersebut.
Mas ini uang untuk pembelian kerupuknya
dan ini ada sedikit uang tambahan untuk nanti mas beli baju, wah terima
kasih Pak tidak usah ditambahi. Aku tetap menyelipkan uang tersebut ke
tangannya. Allhamdulillah terima kasih banyak Pak. Iya
sama-sama mas. Ia lalu berjalan menuju arah ke masjid. Akupun kembali
melanjutkan perjalanan menuju ke rumah.
Add caption |
Selesai sholat
Jum'at kurenungkan kembali peristiwa pertemuan dengan penjual kerupuk
tunanetra, ada pelajaran hidup yang bisa kupetik darinya. Semangat hidup yang luar biasa,
meskipun buta matanya tapi ia tidak buta hatinya. Kondisi matanya yang
buta tidak membuatnya berputus asa untuk berusaha mencari nafkah dengan
berjualan kerupuk dari pintu ke pintu di sepanjang jalan yang ia lalui.
Pelajaran
hidup dari seorang tunanetra yang gigih berusaha dengan keterbatasan
yang ada pada dirinya tidak mau menyerah pada keadaan. Meskipun buta, ia selalu bersyukur dan selalu ingat untuk menunaikan kewajibannya menjalankan ibadah sholat
dimanapun dan bagaimana kondisinya saat itu, ia berusaha untuk
melakukan sholat bila waktunya telah tiba. Sementara banyak orang yang
kurang bersyukur diberikan tubuh yang sehat dan panca indera lengkap,
tapi selalu mengeluh dan banyak berbuat maksiat. Seandainya aku yang
mengalami kondisi sepertinya, ya Allah apakah aku sanggup setegar
dirinya dalam mengarungi kehidupan ini.
Ya Allah ampunilah hambaMu,
yang sering lupa untuk berSyukur atas segala nikmat dan karuniaMu
Ya Rabb,
Berikanlah kekuatan hati untuk menjalankan perintahMu
Jadikanlah hamba ini termasuk orang-orang yang pandai berSyukur....amien..!
-----------------------------------------
Ciputat, Jum'at 11 Februari 2011
Artikel lainnya :
Memaknai Kesetiaan
Artikel lainnya :
Memaknai Kesetiaan
CARI TAHU INFO TERBARU NISSAN X-TRAIL |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar