Add caption |
Kaya bukan di ukur dari banyaknya harta dunia, namun kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.(HR Bukhari)
Kejarlah duniamu seakan-akan engkau hidup kekal selamanya, dan kejarlah akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari.
Sahabat,
Harta dunia itu bisa terukur nominal atau jumlahnya. Kita sering menghitung-hitung jumlah kekayaan (asset) atau harta benda yang kita miliki apakah bertambah atau berkurang jumlahnya.
Saat simpanan tabungan atau harta benda itu bertambah jumlahnya, kita merasa bertambah kekayaan yang kita miliki. Padahal untuk ukuran orang lain apa yang kita miliki itu belumlah seberapa nilainya.
Ada pula orang yang pada satu hari bisa makan dengan lauk ayam goreng, baginya itu sangat luar biasa dan cukup nikmat rasanya. Hal ini akan berbeda dengan orang yang sehari-harinya sering makan dengan lauk ayam goreng ia akan merasa itu hal ini biasa-biasa saja.
Inilah salah satu contohnya bahwa kenikmatan yang kita rasakan saat ini akan berbeda-beda tingkatannya. Begitupun dengan penilaian kekayaan setiap orang pasti akan berbeda sudut pandangnya. Ada orang yang sudah merasa "cukup" dengan apa adanya, ia bisa makan 3x sehari sudah merasa sangat "kaya" meskipun untuk ukuran orang lain hidupnya dinilai pas-pasan saja. Tapi karena orang tersebut selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan didapatkannya, ia tidak merasa kekurangan hidupnya dan tetap merasa berkecukupan.
Ada kekayaan dalam dirinya yang luar biasa nilainya, coba kita bercermin lihat betapa "kaya"nya diri kita. Lihat panca indera yang lengkap, ada 2 tangan dan kaki sempurna dan tubuh yang sehat, semuanya tidak bisa dinilai berapapun kekayaan yang ditawarkan oleh orang untuk menukar semua itu.
Kekayaan atau harta benda yang mungkin begitu banyak tak ada artinya bila untuk bernafas saja kita perlu dibantu selang oksigen, kita buta dan tuli juga tangan atau kaki kita tak bisa berfungsi. Itulah maksud "kaya adalah hati yang selalu merasa cukup" karena kita itu pandai-pandailah berSyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya.
Semoga bermanfaat...!
Artikel lainnya :
LAKUKAN SAJA
Kejarlah duniamu seakan-akan engkau hidup kekal selamanya, dan kejarlah akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari.
Sahabat,
Harta dunia itu bisa terukur nominal atau jumlahnya. Kita sering menghitung-hitung jumlah kekayaan (asset) atau harta benda yang kita miliki apakah bertambah atau berkurang jumlahnya.
Saat simpanan tabungan atau harta benda itu bertambah jumlahnya, kita merasa bertambah kekayaan yang kita miliki. Padahal untuk ukuran orang lain apa yang kita miliki itu belumlah seberapa nilainya.
Ada pula orang yang pada satu hari bisa makan dengan lauk ayam goreng, baginya itu sangat luar biasa dan cukup nikmat rasanya. Hal ini akan berbeda dengan orang yang sehari-harinya sering makan dengan lauk ayam goreng ia akan merasa itu hal ini biasa-biasa saja.
Add caption |
Inilah salah satu contohnya bahwa kenikmatan yang kita rasakan saat ini akan berbeda-beda tingkatannya. Begitupun dengan penilaian kekayaan setiap orang pasti akan berbeda sudut pandangnya. Ada orang yang sudah merasa "cukup" dengan apa adanya, ia bisa makan 3x sehari sudah merasa sangat "kaya" meskipun untuk ukuran orang lain hidupnya dinilai pas-pasan saja. Tapi karena orang tersebut selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan didapatkannya, ia tidak merasa kekurangan hidupnya dan tetap merasa berkecukupan.
Ada kekayaan dalam dirinya yang luar biasa nilainya, coba kita bercermin lihat betapa "kaya"nya diri kita. Lihat panca indera yang lengkap, ada 2 tangan dan kaki sempurna dan tubuh yang sehat, semuanya tidak bisa dinilai berapapun kekayaan yang ditawarkan oleh orang untuk menukar semua itu.
Kekayaan atau harta benda yang mungkin begitu banyak tak ada artinya bila untuk bernafas saja kita perlu dibantu selang oksigen, kita buta dan tuli juga tangan atau kaki kita tak bisa berfungsi. Itulah maksud "kaya adalah hati yang selalu merasa cukup" karena kita itu pandai-pandailah berSyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya.
Semoga bermanfaat...!
Artikel lainnya :
LAKUKAN SAJA
DAFTAR HARGA DAN PAKET KREDIT DATSUN GO |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar