Di depan sebuah gedung, sekumpulan orang berdiri secara teratur. Orang
tua, juga anak-anaknya. Mereka berdiri dalam satu garis lurus, melakukan
beberapa gerakan bersama-sama, membungkuk, lalu berdiri, kemudian sujud
bersama-sama.
Dari sisi lain gedung itu, Seorang bocah laki-laki memperhatikan
mereka dan bertanya-tanya. Apa yang sedang mereka lakukan? Kenapa begitu
tenang dan menentramkan. Seseorang menjawab pertanyaannya, “Mereka
sedang berdoa kepada Tuhannya”
JERRY D GRAY |
“Aku ingin berdoa secara langsung juga kepada Tuhan” azzamnya. Tanpa tahu apa yang harus dilakukannya.
Amerika. Bertahun-tahun kemudian. Keputusannya datang ke
negara itu begitu berat. Datang ke Negara muslim yang begitu membenci
Warga keturunan Amerika, nyawa taruhannya, pikirnya saat itu. Tawaran
pekerjaan menjadi maintenance pesawat pribadi Raja Fadh di Jeddah, Arab
Saudi dianggapnya datang karena Tuhan sedang marah padanya, karena dia
tidak taat dan tidak percaya pada Tuhannya dengan sepenuhnya. Sehingga
Tuhan menyuruhnya datang ke Negara Arab, Negara Islam, musuh Amerika,
dan tak ada tawaran pekerjaan lain selain itu.
Awalnya saat tawaran itu datang, dengan yakin dia menolaknya dan
memilih menganggur, memilih hidup di dalam mobil di sebuah ujung sebuah
dermaga di Hawaii, menggantungkan diri dari hasil memancing ikan setiap
harinya yang belum tentu mendapatkan tangkapan. Hingga seringkali harus
menahan lapar dan mengganjal perutnya hanya dengan minum air putih dari
kran air yang ada. Hidup seperti itu membuatnya hampir putus asa,
bertanya-tanya tentang cinta yang dia rasa sudah tak ada lagi di dunia.
Karena bahkan tak ada orang yang menolongnya saat itu.
“Tapi saya tidak mau bunuh diri, Saya menangis, memohon, agar Tuhan memberikan jalan keluar.” pintanya. Dengan berat, tawaran pekerjaan yang awalnya sudah ditolaknya, akhirnya diputuskannya untuk mengambil tawaran itu.
Arab Saudi, Kota Jeddah. Lelaki itu baru tiba di kota itu.
Suara panggilan yang menggema di seluruh antero Jeddah saat itu membuat
nya tertegun. Adzan, yang akhirnya dia tahu nama dari suara panggilan
itu, menggema dan seketika itu juga membuat semua aktivitas di kota itu
terhenti. Orang-orang segera menuju masjid untuk shalat. Membuatnya
begitu terpesona betapa taatnya orang-orang Islam pada Tuhannya. Jalanan
mendadak menjadi sepi dari lalu lalang manusia. Penjaga keamanan tidak
ada. Hanya sekali-kali terlihat seorang polisi menegur beberapa orang
yang sedang lewat untuk segera shalat.
Sebuah toko emas bahkan dibiarkan begitu saja ditinggal oleh
pemiliknya dalam keadaan terbuka, membuka peluang siapa saja yang ingin
mencuri dapat mengambilnya dengan sangat mudahnya..
Dengan penasaran ditunggunya pemilik toko emas itu hingga muncul
kembali. Tak lama kemudian, pemilik toko itu datang dan bertanya,
“Mengapa tidak masuk?” “Tidak mau” jawabnya “kenapa tidak mau?” , “Saya
takut disangka maling, nanti tangan saya dipotong,” jawabnya lagi. Namun
perkataan dari si pemilik toko membuatnya sangat kaget dan terharu.
“Masuk saja, karena semua ini adalah Allah yang punya, bukan punya
saya,” kata pemilik toko itu. “Apa pun yang kamu perlu, ambil! Mungkin
kamu lebih membutuhkan itu daripada saya, semua itu milik Allah dan akan
kembali kepada Allah” lanjutnya. Dia teringat betapa dulu ketika dia
sangat membutuhkan pertolongan, tapi di negerinya tak ada yang maw
menolongnya.
Dari mana seseorang bisa memiliki keyakinan seperti itu, bagaimana
orang bisa begitu taat pada Tuhannya, pikirnya. Betapa seseorang bisa
sangat yakin dan pasrah kepada Tuhannya. Saya sangat ingin memiliki iman
seperti itu. Azzam lelaki itu.
Dia, Lelaki itu, adalah Jerry D Gray bocah dulu yang berazzam ingin
berdoa secara langsung pada Tuhannya. Kini azzam itu muncul kembali,
sebuah keinginan, sebuah kerinduan akan sebuah iman.
Kisah keislamannya bermula sejak hati dan akalnya mengatakan bahwa
ajaran-ajaran yang dia anut tidak masuk akal dan tidak bisa di logika,
there’s something wrong. Hidup bersama neneknya di sebuah perkebunan
remote di Lansing Iowa, dia mengenal Kristen, bukan dari gereja. Saat
itu neneknya tidak pernah mengatakan bahwa Yesus adalah anak Tuhan.
Namun di gereja, mereka selalu mengatakan bahwa Yesus adalah anak Tuhan,
dan dosa-dosa manusia ditebus dan dimintakan melalui Yesus. Saat itulah
Jerry berpikir kenapa saya tidak bisa langsung memohon ampunan kepada
Tuhan, kenapa harus melalui perantara.
Selalu logika nya menolak doktrin-doktrin itu. Bagaimana bisa Yesus
menjadi anak Tuhan, lalu kenapa bukan Adam saja yang menjadi anak Tuhan,
karena jelas dia yang diciptakan pertama kali. Dan kenapa harus meminta
ampunan melalui Yesus, kenapa saya tidak bisa meminta langsung kepada
Tuhan? Ketidakpercayaannya kepada Yesus sebagai anak Tuhan selalu
disalahkan oleh gereja. Membuatnya menjadi seorang yang tidak taat pada
agamanya.
Hingga akhirnya Tuhan menunjukkannya untuk datang ke Negara Islam,
tak seperti yang dia tahu sebelumnya, bahwa Islam terkenal sebagai
teroris. Berinteraksi dengan muslim membuatnya mengenal betapa seorang
muslim begitu sangat baik memperlakukan saudaranya dan orang lain.
Rasa penasarannya kepada Islam mulai muncul. Rasa penasarannya itu
disalurkannya dengan berdiskusi bersama temannya. Saat itulah dia
dikenalkan oleh temannya dengan mukjizat Allah SWT yang luar biasa,
Kitab Suci Al Qur’an.
Al-Quran terjemahan bahasa Inggris yang diberikan temannya kepadanya
dipegangnya, kemudian temannya menunjukkan ayat yang menyatakan Isa anak
Maryam adalah hamba dan utusan Allah, bukan anak Allah. Temannya
menyebut Isa itu adalah nama lain dari Yesus, sedangkan Maryam sebutan
lain dari Bunda Maria.
Saat itu hanya kurang lebih tiga ayat Al-Quran yang mampu dia baca,
kemudian tak mampu lagi untuk meneruskannya, seakan ada sesuatu yang
menjalar dalam tubuhnya hingga ingin membuatnya menangis. Saya sangat
yakin, inilah jawaban dari Tuhan. Rupanya saya disuruh ke Jeddah bukan
karena Tuhan marah, tapi karena Tuhan mengabulkan doa saya, katanya.
Kejadian itu membuatnya melangkahkan kakinya ke sebuah masjid di
Jeddah malam itu, yang kabarnya mengadakan sekolah Islam dengan
menggunakan bahasa Inggris. Di sekolah itu terjadilah diskusi dengan
seorang guru. Hatinya berdecak kagum, luar biasa, pintar sekali guru
ini. Semua yang dia katakan masuk akal. Argumennya begitu spiritually
and lightening, pikirnya.
Dia mengatakan bahwa Tuhan itu satu bukan tiga, semua adalah ciptaan
Tuhan dan bergantung kepada Tuhan. Tuhan tidak beranak tidak pula punya
orangtua. Tidak ada yang dapat menyerupai Tuhan. Serta manusia hidup di
dunia ini untuk mengabdi kepada Tuhan saja.
Belum satu jam pun diskusi, sebenarnya Islam telah masuk ke dalam
hatinya. Hanya saja dirinya belum mau menyatakan hal itu pada gurunya.
Namun malam itu ucapan gurunya terus terngiang-ngiang dan
direnungkannya, hingga Mata nya sama sekali tidak bisa terpejam. Hati
nya begitu gelisah. Hingga akhirnya di hari ketiga, kegelisahan dan
keinginan itu begitu memuncak, dengan yakin di hadapan guru nya dia
Menyatakan keislamannya. Dua kalimat syahadat terucap dari bibir lelaki
itu, merengkuh azzam bocah yang dulu merindukan Tuhannya. Allahu Akbar.
Mendengar penuturan proses keislamannya, saat itu Muallaf Jerry D
Gray mengatakan “Saya ingin mencintai Tuhan secara Langsung”. Sebuah
keinginan yang bahkan saya sendiri yang telah berislam sejak lahir tidak
pernah menyadarinya, bahwa setiap dari kita memiliki kesempatan untuk
dapat mencintai-Nya secara langsung, tapi pertanyaan besarnya apakah
selama ini kita telah memanfaatkan kesempatan itu? Yang terjadi mungkin
justru ketidaksadaran kita akan kesempatan itu membuat kita melewatkan
nikmat itu. Wallahu ‘alam bi shawab.
Kini Jerry D Gray, seorang mantan tentara Amerika Serikat yang telah
menjadi muslim telah bertahun-tahun bermukim di Indonesia. Jerry D Gray
adalah penulis sejumlah buku yang mengkritisi kebijakan pemerintah
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk Zionisme. Lewat kisahnya
Jerry yang juga penulis buku fenomenal yang berjudul “Deadly Mist”,
demokrasi Bar-Bar ala AS dan dosa-dosa media AS telah menjadi inspirator
bagi banyak orang melalui kisahnya.
Hidayah itu datang dari-Nya bagi siapa yang dikendaki-Nya. Semoga
kita dan keluarga serta anak-anak keturunan kita termaksud orang-orang
yang selalu diberi nikmat Hidayah-Nya. Aamiin. Ya Rabb.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.” (Al Qashash: 56).
Artikel lainnya :
INFO DAN HARGA NISSAN SERENA - KLIK DISINI ....! |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar