Add caption |
PENJARA PIKIRAN
Orang yang sulit sekali untuk menerima perubahan karena tidak terbuka akal pikirannya selama ini. Ketika situasi dan kondisi memaksanya untuk berubah tetap saja tak bisa dilakukannya. Ada yang seperti memenjarakan dirinya untuk selalu mengatakan TAK MUNGKIN - TAK BISA - TAK MAU - TAK TAHU - TAK BERANI hingga tak ada lagi harapan pada dirinya.
(I.One-01:05:14)
Orang yang sulit sekali untuk menerima perubahan karena tidak terbuka akal pikirannya selama ini. Ketika situasi dan kondisi memaksanya untuk berubah tetap saja tak bisa dilakukannya. Ada yang seperti memenjarakan dirinya untuk selalu mengatakan TAK MUNGKIN - TAK BISA - TAK MAU - TAK TAHU - TAK BERANI hingga tak ada lagi harapan pada dirinya.
(I.One-01:05:14)
Dalam keseharian dapat kita lihat dan saksikan orang-orang yang selalu berkeluh kesah akan kehidupannya. Mereka seringkali menyalahkan keadaan, lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Mereka selalu kalah dalam ketatnya persaingan, hidup selalu dirasakan berat dan seperti "tak adil" untuk dirinya. Sebenarnya orang ini telah berada dalam "Penjara Pikiran" yang mereka ciptakan sendiri, sehingga sulit sekali menerima perubahan yang terjadi.
Berikut adalah kisah nyata yang sangat inspiratif, bagaimana pikiran kita harus bebas berpikir meskipun kenyataannya berada dalam lingkungan penjara.
Seorang laki-laki yang sedang mendekam di penjara, menemukan konsep
sikat gigi. Tubuhnya di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara. Dia memakai tulang yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu binatang, serta mengelemnya menjadi satu.
Laki-laki inipun menjadi jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi
sikat gigi berbulu nilon dan diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama
‘Du Pont’ pada tahun 1938.
Penemu sikat gigi modern ini bernama William Addis berkebangsaan Inggris.Tubuhnya William memang di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali memenjarakan pikirannya sendiri.
Penjara itu berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”,
dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”,
dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
MORAL :
Allah memberikan kita potensi untuk dikembangkan, secara positif dan
semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan apapun memenjarakan
pikiran kita. Mulailah memikirkan sebuah kemenangan. Kita adalah tuan dari pikiran kita.
Mari kita kendalikan pikiran kita hanya untuk meraih kesuksesan dan kemenangan.
Artikel lainnya :
BAHASA IDENTITAS DIRI
NO BODY'S PERFECT
Artikel lainnya :
BAHASA IDENTITAS DIRI
NO BODY'S PERFECT
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar