Senin, 26 Oktober 2015

Kisah Sahabat Nabi - Suhaib ar-Rumi, Salah Seorang Sahabat Yang Pertama Memeluk Islam




Suhaib ar-Rumi radhiallahu ‘anhu adalah salah seorang di antara sahabat senior Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mungkin tidak dikenal oleh banyak kaum muslimin. Ia merupakan as-sabiquna-l awwalun (orang-orang yang pertama memeluk Islam). Saat jumlah kaum muslimin masih sekitar 30-an orang, Suhaib telah menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan takut akan ancaman kafir Quraisy Mekah.
 
Kisah Sahabat Nabi - Suhaib ar-Rumi, Salah Seorang Sahabat Yang Pertama Memeluk Islam
Sahabat Nabi Suhaib ar-Rumi
Suhaib bukanlah penduduk asli Mekah, ia adalah perantau yang datang ke Kota suci tersebut dari kampung halamannya di Bashrah. Nama belakangnya ar-Rumi yang artinya orang Romawi, juga bukanlah menunjukkan jati dirinya yang asli, karena dia adalah orang Arab.
Lalu, bagaimana kisah Suhaib bisa sampai ke Mekah? Mengapa nama belakangnya ar-Rumi padahal ia orang Arab? Dan bagaimana kisah keislamannya? Simak kisahnya berikut ini.


Kamis, 22 Oktober 2015

HADITS - KEUTAMAAN MERAPATKAN SHAF KETIKA SHALAT BERJAMAAH




Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Sebelumnya kami ingatkan, semua setan bisa disebut Iblis, karena setan bertindak sesuai kemauan Iblis.

Kita akan membaca beberapa hadits yang berisi perintah merapatkan shaf ketika shalat berjamaah,

.
Pertama,
dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah dengan memerintahkan,
.
ﺭُﺻُّﻮﺍ ﺻُﻔُﻮﻓَﻜُﻢْ ﻭَﻗَﺎﺭِﺑُﻮﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﻭَﺣَﺎﺫُﻭﺍ ﺑِﺎﻷَﻋْﻨَﺎﻕِ ﻓَﻮَﺍﻟَّﺬِﻯ ﻧَﻔْﺴِﻰ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻧِّﻰ ﻷَﺭَﻯ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻣِﻦْ ﺧَﻠَﻞِ ﺍﻟﺼَّﻒِّ ﻛَﺄَﻧَّﻬَﺎ ﺍﻟْﺤَﺬَﻑُ
.
“Rapatkan shaf kalian, rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf, seperti anak kambing.”
(HR. Abu Daud 667, Ibn Hibban 2166, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
.
Kedua,
hadis dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah
Beliau memerintahkan makmum,
.
ﺃَﻗِﻴﻤُﻮﺍ ﺍﻟﺼُّﻔُﻮﻑَ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺗَﺼُﻔُّﻮﻥَ ﺑِﺼُﻔُﻮﻑِ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺣَﺎﺫُﻭﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻛِﺐِ ﻭَﺳُﺪُّﻭﺍ ﺍﻟْﺨَﻠَﻞَ ﻭَﻟِﻴﻨُﻮﺍ ﻓِﻰ ﺃَﻳْﺪِﻯ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧِﻜُﻢْ ﻭَﻻَ ﺗَﺬَﺭُﻭﺍ ﻓُﺮُﺟَﺎﺕٍ ﻟِﻠﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻭَﻣَﻦْ ﻭَﺻَﻞَ ﺻَﻔًّﺎ ﻭَﺻَﻠَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﻄَﻊَ ﺻَﻔًّﺎ ﻗَﻄَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
.
Luruskan shaf, agar kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, tutup setiap celah, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Serta jangan tinggalkan celah-celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya.
(HR. Ahmad 5724, Abu Daud 666, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
.
Ketiga,
hadis dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika merapatkan shaf, beliau mengatakan,
.
ﻭَﺳُﺪُّﻭﺍ ﺍﻟْﺨَﻠَﻞَ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﺑِﻤَﻨْﺰِﻟَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺬَﻑِ
.
“Tutup setiap celah shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian, seperti anak kambing.”
(HR. Ahmad 22263 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
====

Wajib Diyakini!
.
Setan tidak bisa kita lihat. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa melihatnya. Sangat mudah bagi Allah untuk membuat Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa melihat setan.
.
Kita telah mengikrarkan syahadat, menyatakan beliau sebagai utusan Allah.
.
Konsekuensinya, kita wajib mengimani dan meyakini setiap informasi yang beliau sampaikan.
Ketika beliau menyatakan, “Setan masuk di celah shaf kalian ketika shalat, seperti anak kambing..” akankah kita tertawakan?
Di mana pengagungan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Kita bisa bayangkan, andai tokoh ormas ini ada di tengah shaf sahabat, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhnya untuk merapatkan shafnya, agar tidak diisi setan. Lalu dia komentar, “Ya Rasulullah, alhamdulillah kalo setan mau jamaah…”
Di mana kira-kira pukulan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu akan melayang??

====

Tujuan Setan Hadir di Tengah Shaf
.
Semua orang yang membaca tentu sadar, bahwa kehadiran setan di sela-sela shaf tentu saja bukan untuk ikut shalat jamaah. .
.
Kehadiran setan adalah untuk menggoda peserta shalat jamaah.
Kita simak hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩِﻯَ ﻟِﻠﺼَّﻼَﺓِ ﺃَﺩْﺑَﺮَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻭَﻟَﻪُ ﺿُﺮَﺍﻁٌ ﺣَﺘَّﻰ ﻻَ ﻳَﺴْﻤَﻊَ ﺍﻟﺘَّﺄْﺫِﻳﻦَ ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻨِّﺪَﺍﺀَ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ، ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺛُﻮِّﺏَ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼَﺓِ ﺃَﺩْﺑَﺮَ ، ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﺘَّﺜْﻮِﻳﺐَ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨْﻄُﺮَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻪِ ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﺫْﻛُﺮْ ﻛَﺬَﺍ ، ﺍﺫْﻛُﺮْ ﻛَﺬَﺍ . ﻟِﻤَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻳَﺬْﻛُﺮُ ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻈَﻞَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻻَ ﻳَﺪْﺭِﻯ ﻛَﻢْ ﺻَﻠَّﻰ
.
Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut, sehingga tidak mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik lagi, lalu membisikkan dalam hati orang yang shalat: ingat A, ingat B, menngingatkan sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa berapa jumlah rakaat yang dia kerjakan.
(HR. Ahmad 8361, Bukhari 608, Muslim 885 dan yang lainnya).
.
Disamping menggoda ingatan, setan juga menggoda konsentrasi dengan diganggu fisiknya, agar dia merasa telah berhadas,
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menasehatkan kepada orang yang suka was-was dengan hadas ketika shalat,
.
ﺇﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓ ﻓَﻴَﺒَﻞُّ ﺇﺣْﻠِﻴﻠَﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮَﻯ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ، ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻓَﻴَﻀْﺮِﺏُ ﺩُﺑُﺮَﻩُ ، ﻓَﻴُﺮِﻳﻪِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ، ﻓَﻼَ ﺗَﻨْﺼَﺮِﻓُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺠِﺪُﻭﺍ ﺭِﻳﺤًﺎ ، ﺃَﻭْ ﺗَﺠِﺪُﻭﺍ ﺑَﻠَﻼ
.
Sesungguhnya setan mendatangi kalian ketika shalat, lalu dia basahi tempat keluarnya kencing, hingga kalian merasa berhadas (ada kencing yang keluar). Dia juga datang dan menabok dubur kalian, sehingga kalian merasa telah berhadas (kentut). Karena itu, jangan kalian batalkan shalat, sampai mencium bau kentut atau ada yang basah di celana.
(HR. Ibnu Abi Syaibah, 8083)
===

Setan itu Bernama Khinzib
.
Dalam hadis dari Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu ‘anhu, Beliau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengadukan gangguan yang dia alami ketika shalat. Kemudian, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
ﺫَﺍﻙَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟَﻪُ ﺧِﻨْﺰِﺏٌ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﺣْﺴَﺴْﺘَﻪُ ﻓَﺘَﻌَﻮَّﺫْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﺍﺗْﻔِﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺴَﺎﺭِﻙَ ﺛَﻼَﺛًﺎ
.
“Itu adalah setan. Namanya Khinzib. Jika kamu merasa diganggu, mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguannya dan meludahlah ke kiri tiga kali.”
Kata Utsman, “Aku pun melakukannya, kemudian Allah menghilangkan gangguan itu dariku.” (HR. Muslim 2203)
===

Benci Karena Nafsu, Menyebabkan Benci Kebenaran

.
Berkali-kali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada para sahabat akan kehadiran setan pada saat kita shalat. Dan tidak ada sahabat yang terbayang, setan ikut shalat jamaah…!
.
Kita sangat menyayangkan ketika setingkat tokoh ormas besar di Indonesia memiliki pemahaman konyol seperti itu.
.
Meskipun kami sangat yakin, tokoh ini tidak sebodoh yang kita bayangkan. Dia tahu hadisnya, dia paham sunahnya, tapi semangat kedengkian menutupi itu semua. Setelah dia menyebut wahabi (yang dia maksud salafy) berusaha merapatkan shaf ketika shalat jamaah, dia membencinya dan sekaligus membenci sunahnya.
Laa ilaaha illallaah.

Seperti itulah kebencian karena hawa nafsu. Akhirnnya yang menjadi sasaran kedengkiannya bukan hanya pelaku, sampai atribut kebenaran yang selalu dibawa pelaku.
.
Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari kejahatan pemikiran orang munafiq.
Allahu a’lam
 


Artikel lainnya : 



INFO PROMO DAN DAFTAR HARGA MOBIL BARU DEALER NISSAN JAKARTA - TANGERANG - DEPOK - BEKASI
Info harga NISSAN Grand Livina - Silahkan KLIK disini..!

Minggu, 18 Oktober 2015

Tausiyah Ustad Yusuf mansur - ADA 4 GOLONGAN LELAKI YANG AKAN DITARIK MASUK KE NERAKA OLEH WANITA




ADA 4 GOLONGAN LELAKI YANG AKAN DITARIK MASUK KE NERAKA OLEH WANITA

Tausiyah Ustad Yusuf Mansur - Sedekah Terbaik
Add caption
1. Ayahnya
Jika seseorang yang bergelar ayah tidak mempedulikan anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajarkan shalat, mengaji, dan sebagainya. Dia membiarkan anak perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dangan hanya memberi kemewahan dunia saja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.
Duhai lelaki yang bergelar Ayah, bagaimanakah keadaan anak perempuanmu sekarang? Apakah kau mengajar shalat dan shaum (puasa) padanya? Menutup aurat? Pengetahuan agama? Jika tidak terpenuhi, maka bersedialah untuk menjadi bagian dari Neraka.

Kamis, 15 Oktober 2015

Tausiyah KH. Abdullah Gymnastiar - 3 JENIS MUSIBAH DAN CIRINYA




Tausiyah KH. Abdullah Gymnastiar - 3 JENIS MUSIBAH DAN CIRINYA
Tausiyah KH. Abdullah Gymnastiar


Assalamu'alaikum Wrwb

Saudaraku dalam hidup ini manusia akan mengalami yang namanya musibah berupa ujian dan cobaan atau bisa pula itu merupakan azab yang Alloh SWT turunkan kepada ummat manusia dimuka bumi ini.

3 Jenis Musibah dan Cirinya sebagai berikut :

1. Musibah yang merupakan balasan dari dosa dan maksiat, cirinya adalah banyak yang keluh kesah dan tak sabar serta penuh derita.

2. Musibah yang merupakan pengampunan dosa dan kesalahan, ciri atau tandanya adalah orang yang mengalaminya bisa menjalani dengan penuh kesabaran.

3. Musibah yang merupakan pengangkat derajat, hal ini ditandai dengan sikap yang penuh keridhoan, ketenangan, ketenteraman terhadap perbuat Alloh, Rabb langit dan bumi.
( Syeikh Abdul Qodir Jaelani)


Makna Ujian Dalam kehidupan


Hidup di dunia adalah ujian. Dalam keadaan miskin, kaya, menderita, bahagia, semuanya adalah ujian. Jika ia diuji dengan kesenangan, ia harus bisa bersyukur dan menggunakannya dalam kebaikan. Dan jika diuji dengan kekurangan dan kesempitan dia harus sabar dan memohon pahala dari Allah Ta’ala.
Banyak orang yang tidak sadar akan sebuah ujian. Tidak tahu akan jenisnya ujian, tujuan dari ujian, serta hikmah dari berbagai ujian tersebut. Yang akhirnya, dia salah dalam mensikapi berbagai ujian tersebut sesuai dengan yang diharapkan Islam. 
Saat ia diberi kenikmatan seakan-akan ia adalah limpakan karunia dari Allah Ta’ala. Ia gunakan kenikmatan tersebut untuk berfoya-foya dan kemaksiatan. Kesehatannya tidak digunakannya untuk ketaatan dan beribadah pada penciptanya. Sedangkan harta yang ia miliki dibelanjakan untuk kemaksiatan dan hal-hal yang kurang begitu berguna. 
Dan saat ia tertimpa musibah pada dirinya dan disempitkan hartanya, seakan-akan Allah Ta’ala sedang menghinakannya. Allah Ta’ala sedang marah terhadapnya. Dan Allah Ta’ala sedang mengadzabnya dalam kehidupan dunia. Ia merasa dunia terlalu sempit. Hal ini persis yang disampaikan Allah Ta’ala dalam al qur’an ;
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: “Tuhanku Telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. [ QS. Al Fajr : 15-16 ].
 
Imam Ibnu Katsir berkata : Allah Ta’ala berkata mengingkari manusia yang berkeyakinan, jika Allah meluaskan baginya rizki untuk mengujinya, ia mengira bahwa Allah memuliakannya. Padahal tidak demikian. Akan tetapi ia adalah ujian. Sebagaimana firman Allah Ta’ala : Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar. [ Al Mukminun 55-56 ].
Disisi yang lain, jika Allah Ta’ala mengujinya dengan kesempitan rizki, ia meyakininya bahwa Allah sedang menghinakannya. Padahal tidak demikian. Allah memberikan harta pada orang yang dicintai dan yang tidak dicintai. Dan menyempitkan harta bagi orang yang dicintai dan yang tidak dicintai. Akan tetapi yang menjadi setandart adalah ketaatan ia dalam dua kondisi tersebut. Jika ia dalam kondisi kaya, hendaklah bersyukur. Dan jika ia dalam kondisi fakir hendaklah ia bersabar. [ Tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut ].
Jenis ujian
Semuanya yang ada di dunia adalah ujian. Sedangkan ujian ada dua macam. Ujian berupa kesenangan dan ujian berupa ketidak senangan dan kesempitan.
Pertama : Ujian kesempitan dan ketidak senangan. 
Jenis inipun juga terbagi menjadi dua macam. Yaitu taqdir Allah yang menjadikan ia miskin, lapar, tertimpa musibah atau hilangnya orang-orang dekat kita. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. [ Al Baqarah : 155 ].
Sedangkan jenis kedua adalah ujian ketidak senangan dikarenakan usaha dia dalam melaksanakan syari’at Allah Ta’ala. Seperti seorang muslim yang berusaha memelihara jenggotnya, menjauhi isbal, menjauhi rokok dan perbuatan dosa lainnya. Atau seorang wanita muslimah yang istiqamah dalam berpakaian sesuai tuntunan islam. Jika berbagai ketaatan tersebut mendatangkan cibiran orang, makian dan umpatan dan bahkan kesempitan rizkinya, maka ketahuilah ia adalah ujian dari Allah. Derajadnya lebih tinggi dibandingkan ujian kesempitan karena taqdir Allah. Maka tidak heran jika Allah menyiapkan jannah bagi orang-orang yang lulus dalam ujian ini. Allah Ta’ala berfirman :
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى . فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). [ An Nazi’at : 40 – 41 ].
Maksudnya adalah, takut akan kedudukan Allah Ta’ala dan hukum-hukumnya. Kemudian ia tahan nafsunya dari hal yang tidak benar, dan ia arahkan pada ketaatan, maka tempat kembalinya adalah jannah. [ Tafsir Ibnu katsir ].
Kedua : ujian kesenangan dan kelapangan.  
Jenis inipun juga ada dua bagian. Pertama Allah mentaqdirkannya sehat, diberi kekayaan melimpah, anak-anak yang banyak dan membanggakan, memiliki kedudukan tinggi dimasyarakat dan yang lainnya. Semuanya ini, kadang menjadi kebanggan bagi orang-orang yang memilikinya. Allah Ta’ala berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. [ Al Anbiya’ : 35 ].
Pada ayat tersebut Allah Ta’ala menyebutkan ujian kesusahan dan kesenangan secara bersama-sama. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam juga bersabda dalam hadistnya : 
إِنَّ الْوَلَدَ مَبْخَلَةٌ مَجْبَنَةٌ مَحْزَنَةٌ

Sesungguhnya anak itu bisa menjadikan bahil, pengecut, bersedih. [ Shahih jami’us shaghir : 1990 ].
Hadist ini juga mengingatkan pada kita agar tidak bahil saat islam memerintahkan kita untuk berinfaq. Atau pengecut saat islam memerintahkan kita untuk berjihad dan membela agama kita. Dan bersedih yang mendalam saat anak kita meninggal dunia. 
Sedangkan jenis kedua adalah; ujian berupa kenikmatan tetapi dengan melanggar aturan Islam. Seperti seseorang yang menahan dirinya dari jalan-jalan yang diharamkan saat mencari rizki. Bisa saja dia masuk menjadi pegawai bank-bank ribawi atau mungkin mendapatkan hutangan yang lunak dari bank tersebut. Atau dengan menipu saat melakukan transaksi jual beli. Akan tetapi ia tinggalkan semuanya karena takut akan ancaman Allah Ta’ala.
Ujian yang seperti ini terkadang menjadi ujian yang lebih berat dibandingkan ujian kesusahan dan kesempitan hidup. Orang yang sempit dan tersiksa kebanyakan akan meminta dan memohon pada Allah dengan kesabaran dan keistiqamahan agar dihilangkan kesempitannya. Tetapi sedikit dari manusia yang mendekat dan memohon pada Allah agar meluluskan ujian berupa kesenangan di dunia ini dan tidak terjerembab pada hal-hal yang diharamkan Allah Ta’ala. Karena mereka menganggap bahwa ia telah diberi kemuliaan Allah Ta’ala berupa kenikmatan, padahal mereka terus dalam kaedaan maksiat dan melanggar aturan-aturan islam.

Dari itulah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam lebih banyak mengingatkan para sahatbatnya tentang bahayanya ujian kenikmatan dibandingkan ujian kesempitan. Beliau bersabda dalam hadistnya ;
مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

Tidaklah kefakiran aku takutkan atas kalian. Akan tetapi yang aku takutkan jika dibukakan atas kalian dunia sebagaimana telah dibukakan terhadap orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian berlomba-lomba terhadapnya sebagaimana mereka berlomba-lomba terhadapnya, dan kalian celaka sebagaimana mereka telah celaka. [ HR. Bukhori Muslim ].
Betapa banyak orang yang bersabar saat diuji dengan kefakiran dan kemiskinan. Ia senantiasa berdo’a pada Allah untuk diberikan kesabaran dalam menanggung kemiskinannya. 

Tetapi sedikit diantara manusia yang diuji dengan kenikmatan hidup. Bakhil terhadap hartanya, sombong dengan anak-anaknya yang telah sukses dunianya, serta berbangga-bangga dengan pekerjaan dan kedudukan mereka dimasyarakat. Mereka merasa bahwa itu semua adalah tanda kecintaan Allah kepada mereka. Sehingga ada yang berujar bahwa saking cintanya Allah kepadaku Ia memberikan seluruh kenikkmatan dunia padaku. Sungguh ini adalah bukti ketidak pahaman ia tentang hakekat sebuah ujian.
Sebagai penutup kami pesankan, jika anda ditaqdirkan menjadi orang diberi kelapangan, sadarlah bahwa ia adalah ujian. Jangan anda hamburkan harta anda untuk bermewah-mewah dan berbangga-bangga. Jadilah sebagaimana Abdurrahman bin ‘Auf. Yang takut jika kenikmatan dunia itu akan mengurangi kenikmatan ia di akhirat. Dan jika anda ditaqdirkan menjadi orang yang fakir atau kekurangan, maka bersabarlah dengan keadaan anda. Jangan sampai kemiskinan menjerumuskan anda pada perbuatan dosa. Kuncinya adalah sabar dan syukur. Jika kita bisa bersabar atau bersyukur, maka jannah menanti kita.



Artikel lainnya : 
BURUK SANGKA, SALAH SATU PENYAKIT HATI 
SHALAT KHUSYUK DENGAN ILMU TAUHID

INFO PROMO DAN DAFTAR HARGA MOBIL BARU DEALER NISSAN JAKARTA - TANGERANG - DEPOK - BEKASI
Info harga mobil NISSAN - Silahkan KLIK disini...!

Sabtu, 10 Oktober 2015

ADA 10 HAL CERMIN KEHIDUPAN YANG PERLU DIRENUNGKAN



10 CERMIN KEHIDUPAN

ADA 10 HAL CERMIN KEHIDUPAN YANG PERLU DIRENUNGKAN
Siapakah diri kita...?
Ketika kita bangun tidur di waktu subuh dan lalu kemudian membasahi wajah dengan air wudlu yang segar. Terasa sangat menentramkan air wudhu yang kita lakukan sebelum melaksanakan ibadah Sholat. Selanjutnya sesudah melaksanakan sholat dan berdo’a. Cobalah kita menghadap cermin yang ada di dinding kamar. Disana kita mulai meneliti diri kita dan merenungkan apa yang kita lihat dihadapan cermin tersebut…..

Orang bisa melihat dan menilai prilaku orang lain bahkan yang kecil sekalipun, ia bisa mengatakan ini dan itu tapi sayang sekali ia tak bisa menilai apa kekurangan yang ada pada dirinya. Hal ini jangan sampai terjadi pada diri kita, maka sebelum kita membicarakan apa kekurangan dan kelebihan orang lain sebaiknya kita lihat dan bercerminlah sebaik mungkin. 

Selasa, 06 Oktober 2015

LEGENDA SAWERIGADING, SEJARAH KAPAL PINISI NUSANTARA



LEGENDA SAWERIGADING, SEJARAH KAPAL PINISI NUSANTARA
Sketsa Kapal Pinisi Nusantara
Sejarah nenek moyang Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung begitupun sejarah keberadaan kapal layar Pinisi memang dibalut dengan cerita mitologi. Namun dibalik legenda tersebut tersimpan pengetahuan dan kearifan yang luar biasa. Ternyata nenek moyang kita telah mewariskan khazanah ilmu yang di millennium ketiga  ini kemudian baru dikenal dengan sebutan techno park atau sistem cluster.

Karya epic besar Lontarak I Babad La Lagaligo yang diyakini muncul pada abad ke 14 Masehi ini adalah karya sakral masyarakat Bugis-Makassar. Karya sastra kuno inilah yang memuat cerita legenda tentang mula lahirnya kapal layar Pinisi yang sampai saat ini membuat dunia internasional berdecak kagum.

Dikisahkan dalam Lontarak I La Lagaligo ini bahwa  kapal Pinisi pertamakali dibuat oleh Sawerigading, seorang Putra Mahkota Kerajaan Luwu untuk dipakai berlayar menuju negeri Tiongkok dan hendak meminang seorang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Menurut cerita, Saweregading membuat kapal ini dari bahan baku dari pohon Welengreng atau pohon Dewata yang terkenal sangat kokoh dan tidak gampang rapuh.