Minggu, 01 Desember 2013

CATATAN & STATUSKU - PEMERINTAH YANG TEGAS DAN BERWIBAWA



PEMERINTAHAN YANG TEGAS DAN BERWIBAWA


Apabila seseorang berbuat salah dan tahu bahwa apa yang diperbuatnya itu menyalahi aturan yang ada, tentunya hal yang sangat wajar untuk meminta maaf kepada pihak yang dirugikan atau orang yang menjadi korban perbuatannya tersebut. 

Dalam kehidupan ini saling memaafkan adalah perbuatan mulia, karena tidak ada manusia yang sempurna tanpa melakukan tindakan atau perbuatan yang salah. Manusia dengan berbagai kekurangannya seringkali bertindak atau melakukan kesalahan-kesalahan, baik yang dilakukan secara sengaja maupun yang tidak disengaja. Kitapun bisa mengerti ketika seseorang mengucapkan “No body’s Perfect” dan memang tak ada manusia yang tak pernah berbuat  kesalahan dalam hidupnya.

PEMERINTAH YANG TEGAS DAN BERWIBAWA
Add caption
Menjadi suatu fenomena yang menarik dalam dunia intelejen atau spionase karena pihak-pihak tertentu berusaha untuk saling “mencuri” informasi dengan berbagai cara-cara yang digunakan baik itu kepada lawan atau kawan sekalipun untuk kepentingannya masing-masing. Dalam mengumpulkan atau mendapatkan informasi ini mereka mengunakan teknik-teknik spionase tingkat tinggi dan dengan semakin canggihnya teknologi informasi tentunya semakin memudahkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

Teknologi informasi yang semakin canggih menjadi kelebihan beberapa Negara untuk melakukan “penyadapan” ke negara atau tokoh-tokoh negara lain untuk mendapatkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan. Hal ini tentu saja perbuatan yang tidak dibenarkan dan melanggar hukum Internasional. Beberapa kepala negara melakukan protes keras akibat adanya insiden penyadapan ini yang didalangi oleh Amerika Serikat.

Salah satu korban penyadapan ini adalah kepala Negara Republik Indonesia Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berbeda sikap dengan kepala negara lain pak SBY terkesan “adem ayem”. Penyadapan ini dilakukan melalui kedubes Australia di Jakarta, selain pak SBY ada beberapa tokoh-tokoh penting di pemerintahan. Insiden penyadapan ini tentu saja membuat masyarakat menjadi marah dan kecewa atas hal yang dilakukan oleh pemerintah Australia dan bekerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan penyadapan tersebut. 

Pemeritah Indonesia menuntut persoalan ini segera diselesaikan dan adanya permintaan maaf secara resmi dari pemerintah Australia yang sudah kesekian kali melakukan perbuatan tidak menyenangkan kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.

Perdana Menteri Australia Tonny Abbot telah menegaskan tidak akan meminta maaf kepada Indonesia terkait dengan penyadapan. Sikap Abbot ini mendapat apresiasi dari mantan diplomat Australia yang pernah menjadi duta besar Indonesia, John McCharthy. Menurutnya dia, permintaan maaf berarti melakukan pembenaran bahwa negaranya melakukan tindakan intelejen seperti yang dituduhkan.  

Saya mengerti posisi dia (Abbot). Anda tidak dapat melakukan itu. Permintaan maaf itu sulit”, kata McCharthy yang bertugas di Jakarta pada tahun 1997 – 2001. Pemerintah dinilai terlalu lambat bereaksi atas insiden penyadapan ini.

Akhirnya pak SBY memanggil pulang dubesnya dari Australia dan menghentikan beberapa kesepakatan kerja sama dengan pemerintah Australia sebagai bentuk protes atas insiden penyadapan tersebut. Pertayaanya adalah, apakah cukup dengan tindakan tersebut….???
Mayoritas masyarakat menuliskan disurat kabar nasional dan beberapa media jejaring social agar pak SBY bertindak lebih TEGAS. Menurut masyarakat inilah saatnya pak SBY bersikap dan bertindak tegas. Sebenarnya ini momen yang sangat pas untuk pak SBY bisa menunjukkan sosok kepempimpin yang TEGAS dan BERWIBAWA di mata rakyat Indonesia. Tunjukkan bagaimana sebagai kepala Negara yang besar dan berdaulat penuh tidak bisa diremehkan dan dipermainkan oleh sikap Australia yang arogan. 

Masyarakat yang memberikan komentar diberbagai media menginginkan agar pak SBY segera mengusir dubes Australia dan segera putuskan hubungan diplomatik dengan Australia. Hal ini tentu akan mendapat dukungan penuh dan mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak ingin harkat dan martabat sebagai bangsa direndahkan dan diremehkan oleh Negara lain.

Itupun kalau benar pak SBY mampu bersikap TEGAS…. Setidaknya ini bisa dilakukan sebelum mengakhiri masa jabatannya yang tinggal menghitung hari, masyarakat akan ingat bahwa pernah ada pemimpin yang punya sikap TEGAS seperti proklamator bangsa ini, Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno.


By I.One 21/11/2013
INFORMASI HARGA DAN PEMESANAN MOBIL NISSAN
Add caption





Tidak ada komentar:

Posting Komentar